Perkembangan Teori Atom dan Bilangan Kuantum
Perkembangan Teori Atom- Perkembangan Atom Dalton mengemukakan bahwa Atom merupakan bagian terkecil dari suatu unsur
- Perkembangan atom Rutherford mengemukakan bahwa atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatif pada lintasan tertentu.
- Teori atom Niels Bohr. Bohr sendiri mengemukakan bahwa elektron dalam atom beredar pada lintasan-lintasan dengan tingkat energi tertentu tanpa memancarkan atau menyerap energi. Perpindahan elektron dari tingkat energi rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi disertai penyerapan atau absorbsi energi, demikian pula sebaliknya.
- Model atom Mekanika Gelombang
1. Teori Kuantum Max Planck (1990)
Teori ini menyatakan bahwa :
- Energi radiasi yang diserap maupun dipancarkan oleh suatu benda memiliki sifat diskrit dalam bentuk kelipatan satuan energi yang disebut kuantum
- Energi dari setiap kuantum sebanding dengan frekuensi radiasi yang dipancarkan atau diserap
Tokoh ini menyatakan tentang teori dualisme partikel gelombang : elektron memiliki sifat sebagai partikel sekaligus sebagai gelombang.
3. Erwin Schrodinger (1926)
Tokoh ini berpendapat bahwa kedudukan elektron dalam atom tidak dapat ditentukan dengan pasti, namun yang dapat ditentukan yaitu kebolehjadian menemukan elektron pada suatu titik pada jarak tertentu yang berasal dari intinya. Ruangan yang mempunyai kebolehjadian paling besar ditemukan pada elektron disebut orbital.
4. Werner Heisenberg (1927)
Tokoh ini berpendapat bahwa kedudukan dan momentum elektron tidak dapat ditentukan dengan tepat secara bersamaan yang dikenal dengan Asas Ketidakpastian.
B. Bilangan Kuantum
Bilangan kuantum digunakan untuk menyatakan kedudukan elektron pada suatu orbital. Macam-macam bilangan kuantum ada 4 yaitu :
1. Bilangan kuantum Utama (n)
- Menunjukkan tingkat energi utama atau kulit elektron dalam atom
- Harga n = 1,2,3,…,7. Untuk kulit K, L, M, N,…, Q
- Menunjukkan kedudukan elektron pada sub kulit
- Harga l = 0,1,2,……, (n-1)
- l=0, menyatakan sub kulit s (sharp : tajam)
- l=1, menyatakan sub kulit p (principal : utama)
- l=2, menyatakan sub kulit d (diffuse : kabur)
- l=3, menyatakan sub kulit f (fundamental : dasar)
- Bilangan kuantum magnetik menyatakan arah orientasi orbital di dalam ruang relatif terhadap orbital lain.
- Harga bilangan kuantum magnetik (m) : antara
- Menunjukkan arah putaran elektron terhadap sumbu orbitnya
- Harga s = ± 1/2
- Tanda +1/2 : arah putaran eletron berlawanan arah jarum jam, arah medan gravitasi magnet ke atas
- Tanday -1/2 : arah putaran elektron searah jarum jam, arah medan magnet ke bawah
- Subkulit s, tersusun dari sebuah orbital dengan bilangan kuantum
- Subkulit p, tersusun dari tiga orbital dengan bilangan kuantum . Tiga orbital p adalah px, py, dan pz
- Subkulit d, tersusun dari lima orbital dengan bilangan kuantum . Arah orientasi orbital d dibedakan menjadi orientasi di antara sumbu dan orientasi pada sumbu
2. Konfigurasi elektron
Konfigurasi elektron merupakan penataan elektron-elektron dalam atom. Ada tiga aturan untuk menggambarkan konfigurasi elektron dari suatu atom, yaitu :1. Aturan Aufbau
Pengisian elektron pada orbital dimulai dari energi paling rendah kemudian ke tingkat energi yang lebih tinggi.Jika ditulis memanjang adalah sebagai berikut :
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 4f 5p 6s 5d 6p 7s 5f 6d 7p…
2. Larangan Pauli
Pauli menyatakan bahwa tidak ada 2 elektron dalam 1 orbital yang memiliki ke-4 bilangan kuantum yang sama. Yang berarti bahwa bilangan kuantum spinnya harus berbeda yaitu + ½ atau – 1/2. Akibatnya, setiap orbital dapat diisi maksimal 2 elektron (1 pasang elektron)- Subkulit s terdiri dari 1 orbital, dapat ditempati maksimal 2 elektron
- Subkulit p terdiri dari 3 orbital, dapat ditempati maksimal 6 elektron
- Subkulit d terdiri dari 5 orbital, dapat ditempati maksimal 10 elektron
- Subkulit f terdiri dari 7 orbital, dapat ditempati maksimal 14 elektron
7N : 1s2 2s2 2p3 atau [2He] 2s2 2p3
17Cl : 1s2 2s2 2p3 3s2 3p5 atau [10Ne] 3s2 3p5
3. Aturan Hund
Pada pengisian orbital yang setingkat, elektron-elektron tidak membentuk pasangan lebih dulu sebelum masing-masing orbital terisi sebuah elektron.Contoh :
Sistem Periodik Unsur
Sistem periodik unsur disusun berdasarkan pengamatan sifat kimia dan sifat fisika unsur. Unsur yang mempunyai kemiripan, baik sifat kimia maupun fisika diletakkan dalam satu golongan.Menentukan letak golongan
Jika konfigurasi elektron berakhir pada sn maka unsur tersebut pada golongan nAJika konfigurasi elektron berakhir pada pn maka unsur tersebut pada golongan (n+2)A
Jika konfigurasi elektron berakhir pada dn maka unsur tersebut pada golongan (n+2)B untuk n+2 berjumlah 8, 9, dan 10, sedangkan untuk n+2 yang berjumlah 11 dan 12 unsur terletak pada golongan IB dan IIB
Jika konfigurasi elektron berakhir pada fn, maka unsur tersebut terletak pada golongan lantanida dan aktinida
Menentukan letak periode
Letak periode ditentukan dari jumlah kulit elektron unsur yang ditandai dengan angka di depan subkulit yang terbesar.Contoh
19K = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 atau [18Ar] 4s1
K terletak pada periode 4, golongan IA
23L = = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3 atau [18Ar] 4s2 3d3
L terletak pada periode 4, golongan VB
Bentuk molekul
Bentuk molekul ditentukan melalui percobaan, tetapi untuk molekul-molekul sederhana dapat diramalkan bentuknya berdasarkan struktur-struktur elektron dalam molekul melalui teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion). Struktur elektron dalam molekul, yaitu dibentuk molekul, ditentukan oleh pasangan elektron terikat dan kekuatan tolak menolak antar pasangan.PEB – PEB > PEB – PEI > PEI – PEI
Keterangan :
PEB : Pasangan elektron bebas
PEI : Pasangan elektron ikatan
Berbagai kemungkinan bentuk molekul sebagai berikut :
Catatan :
A : atom pusat
X : pasangan elektron terikat
E : pasangan elektron bebas
Langkah-langkah untuk meramalkan bentuk molekul suatu senyawa sebagai berikut :
- Gambarkan struktur Lewis senyawa tersebut
- Tentukan jumlah PEB dan PEI di sekeliling atom pusat
- Gunakan hasil nomor 2 untuk merumuskan tipe tersebut
Meramalkan bentuk molekul dari CH4 adalah :
Konfigurasi dari 6C = 2 4
Konfigurasi dari 1H = 1
Jumlah PEI = 4 dan PEB = 0
Tipe molekulnya adalah AX4, bentuk molekulnya adalah tetrahedron
D. Gaya tarik Antar molekul
Gaya tarik antarmolekul dibagi menjadi 2, yaitu :1. Gaya Van der Walls, yang terdiri atas gaya tarik menarik dipol sesaat dan gaya tarik menarik dipol-dipol.
a. Gaya tarik menarik dipol sesaat
Dipol sesaat terbentuk apabila elektron dari suatu daerah berpindah ke daerah lainnya. Hal itu menyebabkan suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar, sehingga antar molekul nonpolar terjadi gaya tarik menarik yang lemah.
Gaya tarik menarik ini dikemukakan oleh Fritz London, maka disebut gaya London atau gaya Dispersi. Gaya London ini terutama terdapat pada molekul-molekul nonpolar, misalnya CH4, H2O.
b. Gaya tarik dipol-dipol
Suatu molekul yang penyebaran muatannya tidak simetris akan bersifat polar dan mempunyai ujung-ujung yang berbeda muatan (dipol). Susunan molekul seperti ini akan menghasilkan suatu gaya tarik menarik yang disebut gaya tarik dipol-dipol. Gaya tersebut terdapat pada senyawa polar. Senyawa polar cenderung mempunyai titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi daripada senyawa nonpolar. Contoh senyawa polar, misalnya HCl dan BH3
Gaya-gaya antar molekul, yaitu gaya dispersi gaya London) dan gaya dipol-dipol, secara kolektif disebut gaya Van Der Walls. Gaya dispersi terdapat pada setiap zat, baik polar maupun nonpolar. Gaya tarik dipol-dipol yang terdapat pada zat polar menambah gaya dispersi dalam zat itu.
Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen terjadi antara molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom hidrogen (H). Molekul-molekul yang sangat polar, misalnya F2, O2, dan N2 sedangkan yang termasuk ikatan hidrogen, misalnya HF, H2O, dan NH3. Ikatan hidrogen jauh lebih kuat daripada gaya-gaya Van Der Walls. Energi untuk memutuskan ikatan hidrogen adalah sekitar 15 sampai 40 kJ/mol, sedangkan untuk gaya Van Der Walls adalah sekitar 2 sampai 20 kJ/mol. Itulah sebabnya mengapa zat yang mempunyai ikatan hidrogen mempunyai titik cair dari titik didih yang relatif tinggi.SUMBER http://bisakimia.com/2013/12/27/struktur-atom-sistem-periodik-dan-ikatan-kimia/
No comments:
Post a Comment